PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN
A. Pembalutan:
Tujuan
dari pembalutan: untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan-jaringan yang telah
ada sehingga mencegah maut, mengurangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta
infeksi.
Kegunaan
Pembalutan:
1.
Menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu
kototran, dll.
2.
Melakukan tekanan
3.
Mengurangi / mencegah pembengkakan
Macam-macam pembalutan:
1.
Pembalutan segitiga / mitela
·
Pembalutan segitiga dibuat dari kain putih yang
tidak berkaput (mori) yang terlihat tipis, lemas, dan kuat.
·
Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus
dari salah satu sudut kain bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90
cm, sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.
·
Panjang kaki mitela berkisar hingga 50-100 cm.
·
Pembalutan ini bisa dipakai pada cidera di
kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk
menggantung lengan.
·
Dapat dilipat sejajar dengan alasnya dan menjadi
pembalut bentuk dasi.
2.
Pembalutan plester
·
Biasanya digunakan untuk merekatkan kain kasa,
balutan penarik, (patah tulang, sendi paha / lutut meradang), fiksasi (tulang
iga patah yang tidak menembus kulit), beuton (alat untuk merekatkan kedua belah
pinggir luka agar lekas tertutup)
3.
Pembalutan pita gulung
4.
Pembalutan cepat/siap pakai
Indikasi
pembalutan: menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka,
mengurangi rasa nyeri.
Bentuk dan anggota tubuh yang dibalut:
a. Kepala: bundar (bentuk pembalutan)
b. Lengan bawah dan betis: bulat panjang tapi lonjong (bentuk pembalutan)
c. Leher, badan, lengan atas, jari tangan: bulat panjang tetapi sama
ujung dengan pangkalnya (bentuk pembalutan)
d. Persendian: tidak karuan bentuknya.
B. PEMBIDAIAN
Alat yang dipakai
untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah.
Tujuan: menghindari
gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah.
Syarat pemasangan bidai:
1. Bidai harus melebihi 2 persendian yang patah.
2. Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku, dan pipih.
3. Bidai dibungkus agar empuk.
4. Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi
juga tidak terlalu longgar.
Tujuan yang kedua:
a. Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang patah
b. Mengurangi terjadinya cidera baru dari sekitar bagian ujung tulang
yang patah.
c. Memberi istirahat pada anggota badan yng patah.
d. mengurangi rasa nyeri
e. Mempercepat penyembuhan.
Macam-macam bidai:
1. Bidai keras, eg: bidai kayu,
bidai udara, bidai fakum
2. Bidai fraksi, eg: bidai fraksi
tulang paha
3. Bidai improvisasi, eg:
majalah, koran
4. Gendongan/belat dan bebat
Prinsip pembidaian:
1. Lakukan pembidaian pada tempat dimana angota bada mengalami cidera
(korban yang dipindahkan)
2. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak
perlu haris dipastikan dlu ada tidaknya patah tulang.
3. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
Sumber: Catatan Regu Casablanca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar